Perjalanan Hidup Masayu Clara, Aktris FTV yang Kini Jadi Ibu 3 Anak

1. Perjalanan Karier Masayu Clara dari FTV hingga Film Layar Lebar

Masayu Clara, bintang kelahiran Bandung yang lahir pada 9 Oktober 1995, memulai perjalanan aktingnya di usia muda sebagai figuran dalam sinetron “Habibi dan Habibah” pada tahun 2005. Sejak saat itu, pesonanya tak pernah pudar, dan wajahnya menjadi langganan di layar televisi, terutama dalam sinetron dan FTV.

Namanya melambung berkat perannya dalam sinetron fenomenal “Putri yang Ditukar” pada tahun 2011, di mana ia juga membintangi beragam judul terkenal lainnya seperti “Pelangi-Pelangi Cinta” dan “Juwita Jadi Putri”. Tak hanya itu, Masayu juga menjajal dunia perfilman dengan debutnya di film “Anakluh” pada tahun yang sama.

Dengan lebih dari 100 judul FTV yang ia bintangi, ia pun diakui sebagai salah satu aktris FTV paling produktif. Meskipun selalu identik dengan peran protagonis yang mengesankan, setelah menikah, Masayu memilih untuk mengurangi aktivitas di dunia hiburan demi fokus pada keluarga tercintanya.

2. Keturunan Bangsawan dan Pernikahan Mewah dengan Mahar 30 Mayam

Masayu Clara, yang mengalir darah bangsawan Palembang, memiliki gelar “Masayu” yang melambangkan kehormatan dari keluarga Kesultanan Palembang Darussalam. Tak hanya itu, ia juga memiliki akar Sunda yang kaya.

Pada 20 Mei 2022, Masayu mengikat janji suci dengan aktor tampan Qausar Harta Yudana dalam sebuah upacara megah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Pernikahan mereka mencuri perhatian publik, terutama ketika Qausar memberikan mahar yang mengesankan—30 mayam logam mulia, setara dengan sekitar 100 gram emas.

3. Perubahan Hidup Setelah Menjadi Ibu Tiga Anak

Setelah mengucap janji suci, Masayu Clara perlahan menarik diri dari sorotan dunia hiburan. Puncak perjalanan barunya dimulai pada Agustus 2023, saat ia menyambut kehadiran dua buah hati kembar berjenis kelamin laki-laki, Lam Agartha Poeteu Harta Yudana dan Vee Agartha Poeteu Harta Yudana.

Tak berhenti di situ, pada 24 Desember 2024, ia kembali merasakan kebahagiaan luar biasa dengan lahirnya Ryu Akira Sarfaraz Hy. Menjadi ibu dari tiga anak bukanlah tugas yang ringan; Masayu merasakan perubahan besar dalam hidupnya, baik secara fisik maupun mental.

Ia mengakui sering merasa lelah dan kadang merindukan masa-masa ketika ia bisa bekerja tanpa beban. Namun, di balik semua itu, kebahagiaan tetap menyelimuti hari-harinya, dan ia bertekad untuk menikmati setiap momen sebagai ibu dan istri, meskipun kenangan masa lalunya masih membayang.

4. Masayu Clara dan Pendidikan Tingginya di Bidang Hukum

Di balik gemerlap karier aktingnya yang sukses, Masayu Clara menyimpan latar belakang pendidikan yang tak kalah mengesankan. Setelah menuntaskan studi S1 di Universitas Pancasila dengan fokus pada Hukum, ia melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas Tarumanagara dengan spesialisasi Kenotariatan.

Dengan bekal gelar akademik yang mumpuni, Masayu sebenarnya memiliki peluang cerah untuk berkarier di dunia hukum. Namun, ia memilih untuk mengejar passion-nya di dunia akting dan kini lebih fokus pada keluarga. Meski demikian, pendidikan tetap menjadi bagian integral dalam hidupnya, dan ia tak ragu menyatakan harapannya untuk suatu saat bisa memanfaatkan ilmu hukum yang telah ia pelajari.

5. Curhatan Viral Masayu Clara dan Respons Netizen

Video Masayu Clara yang memperlihatkan dirinya menangis saat mengungkapkan kerinduannya pada masa gadisnya telah mencuri perhatian netizen di media sosial, memicu beragam reaksi yang menggugah.

Beberapa orang dengan empati memahami perasaannya, terutama para ibu yang merasakan perubahan besar setelah menikah dan memiliki anak, merasa terhubung dengan ungkapan kerinduan tersebut.

“Wajar kok begini, jangan dihina tapi dirangkul. Bukan berarti dia tidak bersyukur, hanya kangen, itu hal yang wajar,” tulis salah satu netizen yang mengungkapkan dukungannya.

Namun, tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa sebagai seorang ibu, Masayu seharusnya lebih menitikberatkan perhatian pada kebahagiaan keluarganya daripada meratapi masa lalu. Meskipun demikian, banyak yang membela Masayu, menegaskan bahwa perasaan seperti ini adalah bagian dari kemanusiaan yang bisa dirasakan siapa saja.

6. FAQ