Kapanlagi.com – Selama delapan bulan ke depan di tahun 2025, Reza Rahadian akan menghadirkan beragam program dalam rangka mengingat kembali perjalanan karirnya di industri perfilman Indonesia yang sudah berlangsung 20 tahun lamanya. Program tersebut diberi nama Refleksi Dua Dasarasa dan telah resmi diluncurkan pada Senin, 28 April 2025, bertempat di Bentara Budaya Jakarta.
Dalam kegiatan peresmiannya, sederet orang-orang yang ikut berkontribusi di balik layar turut hadir sebagai wakil dari masing-masing program yang ditawarkan. Program-program tersebut meliputi perilisan buku renungan Mereka yang Pertama, pengadaan pameran instalasi seni Eudaimonia pada ArtJog 2025 mendatang, film debut penyutradaraan Reza Rahadian PANGKU, adanya kolaborasi bersama Jakarta Film Week 2025 dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2025, serta persembahan monolog Dua Dasarasa di penghujung rangkaian nanti.
“Refleksi Dua Dasarasa adalah momentum yang saya ingin bagikan kepada kawan-kawan sebagai suatu bentuk refleksi (dan) perenungan selama perjalanan kurang lebih 20 tahun (sebagai aktor). Banyak yang bilang (bahwa) ini perjalanan yang masih sangat singkat, tapi buat saya (terasa) cukup panjang dan banyak cerita di dalamnya yang juga ingin saya bagikan kepada teman-teman semua.” Ungkap Reza Rahadian.
Advertisement
1. Peluncuran Buku ‘Mereka yang Pertama’
Reza Rahadian resmi luncurkan program Refleksi Dua Dasarasa. (credit: KapanLagi.com/Ratri)
Sebagai seorang aktor yang sudah meniti karir sepanjang dua dekade, sang aktor berusia 38 tahun itu menyatakan bahwa banyak sekali orang-orang yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk terjun ke dunia akting. Adanya rasa kepercayaan yang diberikan para pelaku film terhadap Reza Rahadian membuatnya sangat berterima kasih sehingga mendorongnya melahirkan apresiasi berbentuk buku. Tanpa mereka, ia mengaku tidak mungkin mudah untuk menapak jalan menjadi seorang aktor.
“(Buku) ini menceritakan (tentang) mereka-mereka yang membukakan jalan pertama kali: casting director pertama banget yang membukakan jalan saya ke film, kemudian saya main sinetron, genre-genre pertama yang saya terlibat�tentu ada (pula) petikan-petikan surat yang saya tujukan kepada individu (itu semua). Kedua, penting untuk selalu mengingat bahwa ada peran (lain yang juga memberikan) manfaat. Kita tidak berjalan sendirian, tidak ada sesuatu yang bersifat tunggal–pasti ada perjalanan yang melibatkan orang lain.” Timpal sang aktor papan atas Indonesia itu.
Menurut kacamata Kompas Gramedia Group, Reza Rahadian merupakan sosok yang mampu memberikan pengaruh terhadap banyak orang untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Selain itu, gebrakan ini juga diharapkan mampu mendorong semakin banyak aktor maupun filmmakers yang menulis buku sehingga pandangan rakyat terhadap dunia perfilman lebih terbuka lebar.
“Mungkin banyak dari orang yang suka dan menonton (film-film) Mas Reza, (tetapi) mungkin ada (pula) yang belom pernah baca buku. Dengan Mas Reza menulis, (harapannya) itu bisa mendorong orang-orang akhirnya tertarik untuk membaca buku.” Ujar Andi F. Yahya selaku editor.
‘Mereka yang Pertama’ akan memuat hal-hal yang kemungkinan besar belum pernah disampaikan oleh Reza Rahadian melalui wawancara langsung, misalnya cerita-cerita di balik layar sebuah film. Tidak hanya itu, kisah personal mengenai peran dari orang-orang terdekatnya pun juga akan hadir dalam bukunya beriringan dengan sejumlah foto dan arsip lain di dalamnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Pameran Instalasi Seni ‘Eudaimonia’ di ArtJog 2025
Reza Rahadian resmi luncurkan program Refleksi Dua Dasarasa. (credit: KapanLagi.com/Ratri)
Ide kedua yang lahir dari otak Reza Rahadian untuk Refleksi Dua Dasarasa pada tahun ini adalah pengadaan pameran Eudaimonia bersama ArtJog. Nama ini diambil dari bahasa Yunani dan diketahui akan menghadirkan sebuah instalasi seni yang menggambarkan perjalanan emosi sekaligus refleksi pribadi sang aktor dengan cara abstrak nan mendalam.
Menurut Reza Rahadian, ArtJog merupakan tempat yang sangat dekat untuk mengekspresikan hal-hal yang belum pernah ditampilkan melalui karya-karya terdahulunya. Pagelaran seni itu digambarkan sebagai sebuah rangkaian acara emosional yang mampu memberikan ruang baginya mewujudkan beragam ekspresi baru melalui medium masing-masing dan disatukan pada instalasi seni yang sama.
“Eudaimonia itu adalah perjalanan kebijaksanaan. Saya hampir tidak pernah bisa menjawab pertanyaan tentang kesuksesan. Tetapi, ada satu titik yang menurut saya sangat-sangat penting: salah satu pencapaian manusia adalah ketika kebijaksanaan muncul dalam kepribadian mereka.” Tutur Reza Rahadian pada sesi pemaparan proyek refleksi keduanya.
Advertisement
3. Debut Jadi Sutradara Film Melalui ‘PANGKU’
Reza Rahadian resmi luncurkan program Refleksi Dua Dasarasa. (credit: KapanLagi.com/Ratri)
Reza Rahadian mengungkapkan bahwa ia sudah lama bermimpi untuk menjadi seorang sutradara. Mimpi tersebut pun kemudian berhasil mewujudkannya melalui proyek film pertamanya yang ditargetkan tayang pada Q3 2025 nanti berjudul PANGKU. Dalam proses pembuatannya, ia turut menggandeng Gita Fara sebagai salah satu produser serta mempercayakan Felix K. Nesi untuk menulis skenarionya.
Film debut penyutradaraan Reza Rahadian ini diketahui telah mendapatkan penghargaan “White Light Post-Production Award” dari JAFF Future Project pada tahun 2024. Prestasi membanggakan lainnya yang berhasil diraih oleh PANGKU adalah terpilih sebagai salah satu dari lima film pemenang HAF Goes to Cannes Program. Kemenangan itu mengantarkannya untuk dipresentasikan di sebuah festival bergengsi, yakni 2025 Cannes Film Festival.
Sang aktor sekaligus sutradara dari PANGKU mengaku ide film cetusannya pertama kali lahir pada tahun 2018. “Saya baru lihat sebuah set dan sebuah kehidupan masyarakat yang mungkin saya nggak pernah lihat sebelumnya gara-gara syuting di lokasi yang dekat dengan tempat tersebut. Kemudian, saya melihat itu dan membayangkan bahwa sepertinya menarik kalo ada sebuah film yang setting-nya kayak begitu tanpa tau pada waktu itu ceritanya akan seperti apa.”
4. Berkolaborasi dengan Jakarta Film Week 2025 dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2025
Reza Rahadian resmi luncurkan program Refleksi Dua Dasarasa. (credit: KapanLagi.com/Ratri)
JAFF Market merupakan tempat perdana bagi film PANGKU maupun sutradara Reza Rahadian memulai perjalanannya. Acara tersebut memberikan kesempatan untuk film pertama hasil produksi Gambar Gerak Film untuk bersinar hingga meraih penghargaan pertamanya.
Tahun ini, Jogja-NETPAC Asian Film Festival akan ikut mewarnai perayaan 20 tahun sejak Reza Rahadian berkarir di industri perfilman melalui kolaborasi mendatangnya. Tidak hanya JAFF Market, festival film ternama lain–Jakarta Film Week 2025 juga turut diajak untuk bekerja sama olehnya.
“Jakarta Film Week sebagai suatu festival adalah ruang perayaan di mana kami merayakan kreativitas, merayakan kolaborasi, dan inovasi. Tentunya, ini (akan menjadi) suatu perayaan kreativitas dari perjalanan 20 tahun Reza dan kita sangat senang sekali diajak berkolaborasi. Kita juga akan coba (membangun JFW) sebagai ruang presentasi karya, kreativitas, serta menaruh refleksi-refleksi tersebut menjadi ruang pertemuan (yang nantinya) dapat memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi para generasi muda.” Ungkap Rina Damayanti, direktur dari Jakarta Film Week.
5. Pementasan Monolog ‘Dua Dasarasa’ Sebagai Penutup
Reza Rahadian resmi luncurkan program Refleksi Dua Dasarasa. (credit: KapanLagi.com/Ratri)
Persembahan terakhir dari Reza Rahadian adalah pementasan monolog Dua Dasarasa. Dalam proses pembuatannya, ia melibatkan seorang sastrawan di balik buku Barista Tanpa Nama (2018) sebagai penulis naskah, yaitu Agus Noor. Monolog ini membawa harapan agar orang-orang tidak hanya mengenalinya sebagai sosok aktor yang muncul dalam suatu film, tetapi juga sebagai manusia dan aktivis sosial-politik.
Dua Dasarasa kemungkinan besar akan menyajikan bagaimana perasaan, pergulatan batin, pencapaian dalam karir, hingga kebiasaan hidup Reza Rahadian yang tidak diketahui publik. Agus Noor juga membayangkan bagaimana jika karakter-karakter yang diperankan sang aktor dalam sederet filmnya hadir dan bertemu satu sama lain di atas panggung.
“Letak kesepian dari seorang aktor itu ketika dia sedang menjadi (pemeran dalam film). Kanan-kirinya ditinggal terus: dia selalu meninggalkan dirinya, bertransformasi. Ruang-ruang itu juga mungkin akan diwakili dalam monolog ini.” Ungkap aktor pemeran B. J. Habibie pada film biografi HABIBIE & AINUN itu.
6. Sekilas Tentang Reza Rahadian
Reza Rahadian resmi luncurkan program Refleksi Dua Dasarasa. (credit: instagram.com/officialpilarez)
Reza Rahadian adalah seorang aktor ‘seribu wajah’ Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Maret 1987 di Bogor, Jawa Barat. Pemilik nama asli Reza Rahadian Matulessy ini diketahui mulai meniti karir di industri hiburan sejak dirinya menginjak usia 17 tahun. Kemunculannya sebagai salah satu peserta dari ajang Top Guest Majalah Yess! 2004 pun berhasil membuka jalannya menuju dunia seni peran tanah air.
Sepanjang 20 tahun karirnya, Reza Rahadian telah membintangi banyak film, serial televisi, dan berbagai macam bentuk tayangan lainnya. FILM HOROR (2007) merupakan judul film debut layar lebar sang aktor. Namun, namanya baru melambung tinggi melalui film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, yaitu PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN (2009). Beberapa film populer Indonesia lain yang dimainkan olehnya meliputi HABIBIE & AINUN (2012), MY STUPID BOSS (2016), dan LAYANGAN PUTUS (2023).
Baru-baru ini, sang aktor tengah memulai perjalanan pertamanya sebagai seorang sutradara melalui film PANGKU dan kini sedang mengepakkan sayapnya menuju 2025 Cannes Film Festival sekaligus sedang berkompetisi dalam Far East Film Festival 2025. Adapun film tersebut direncanakan akan tayang tahun ini, tepatnya pada kuartal ketiga mendatang.
Cek Yang Lain Juga, Yuk!
-
Film ‘PANGKU’ yang Disutradarai Reza Rahadian Melaju ke Festival Cannes 2025
-
Memperingati Hari Kartini, Pementasan Terbitlah Terang Menjadi Pembukaan Pameran Sunting di Museum Nasional
-
Aktor dan Aktris yang Cocok Perankan Karakter di Drama Korea RESIDENT PLAYBOOK Jika Dibuat Versi Indonesia
-
Film Romcom Netflix ‘THE MOST BEAUTIFUL GIRL IN THE WORLD’ Hadir Sebagai Upaya Kritik Terhadap Industri Pertelevisian dan Norma di Masyarakat
-
Dijuluki Seribu Wajah, Ini 7 Potret Reza Rahadian Perankan Berbagai Karakter di Film Terbaru
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)