Kapanlagi.com – Stand-up comedy di Indonesia telah mengalami transformasi besar dalam lebih dari satu dekade terakhir. Dulu, genre komedi tunggal ini hanya dikenal di kalangan terbatas dan seringkali dipandang sebelah mata. Kini, stand-up comedy telah menjelma menjadi salah satu bentuk hiburan paling populer dan prestisius di tanah air.
Pada masa awal kemunculannya sekitar tahun 2011, pertunjukan stand-up comedy kerap digelar di café-café kecil dengan jumlah penonton terbatas. Tidak jarang, penonton dapat menikmati penampilan para komika secara gratis. Komunitas Stand Up Indo menjadi motor penggerak penyebaran genre ini ke berbagai kota di Indonesia.
Advertisement
1. Tiket Jutaan Rupiah
Kini, keadaan itu telah berubah drastis. Penonton rela membayar ratusan ribu hingga jutaan rupiah demi menonton komika favorit mereka. Pertunjukan tunggal seperti KOMOIDOMONOI milik Pandji Pragiwaksono bahkan sukses digelar di Istora Senayan dengan ribuan penonton.
Ini menunjukkan bagaimana nilai jual seorang komika telah meningkat seiring berkembangnya industri hiburan yang menaungi mereka.
Pada awal kemunculannya, stand-up comedy sering dianggap sebagai rival dari komedi sketsa yang lebih dahulu populer di televisi. Namun, seiring waktu, hubungan keduanya menjadi lebih sinergis. Banyak komika kini tampil dalam program komedi televisi seperti di LAPOR PAK! hingga MAIN HAKIM SENDIRI.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Spektrum Makin Luas
Stand-Up Comedy Indonesia © KapanLagi.com
Dulu, stand-up comedy disebut sebagai ‘komedinya orang pintar’ karena sarat akan kritik sosial, politik, hingga budaya yang disampaikan dengan jenaka namun tajam. Pandji, Ernest Prakasa, dan Cak Lontong adalah contoh komika yang dikenal dengan gaya cerdas dan sarat makna.
Kini, spektrum komedi semakin luas. Ada Tretan Muslim dan Coki Pardede yang mengusung dark comedy. Ada juga Indra Frimawan, Fico Fachriza hingga Kemal Palevi yang sukses mengundang tawa lewat materi absurd mereka.
Advertisement
3. Kini Tersebar di Berbagai Lini Hiburan
Stand-Up Comedy Indonesia © KapanLagi.com
Peran komika juga meluas ke berbagai lini industri hiburan. Film COMIC 8 (2014) menjadi titik penting ketika komika mulai dipercaya sebagai pemeran utama dalam film layar lebar.
Suksesnya film ini membuka jalan bagi banyak komika seperti Ernest Prakasa, Arie Kriting, dan Dodit Mulyanto untuk terjun ke dunia film, baik sebagai aktor maupun sutradara. Bahkan, Ernest kini dikenal sebagai salah satu sutradara komedi tersukses di Indonesia.
Dari pertunjukan kecil di sudut café hingga tampil di panggung megah, dari rival komedi sketsa menjadi kolaborator, dari medium kritik sosial hingga beragam gaya jenaka, stand-up comedy Indonesia telah membuktikan bahwa ia bukan hanya tren sementara, melainkan pilar baru dalam dunia hiburan Nusantara.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)